Pandu Digital,- Pandu Digital Bad Hitam Fajar Eridianto yang juga Ketua Umum Relawan TIK Indonesia mengatakan, mari mengisi ruang digital dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak kita bertumbuh kembang, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa, hadir dengan bermartabat. Budaya Luhur bangsa, harus tetap menjadi acuan Netizen indonesia dalam berinteraksi di ranah Digital. Hal itu disampaikan pada Seminar Literasi Digital Pada Pekan Sosialisasi Dan Orientasi 2000 Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Bandung (24/9) 2022.
Lebih lanjut dikatakan, mengutip visi Pandu Digital Indonesia bahwa, Indonesia sebagai negara yang terus mengembangkan sektor ekonomi digital untuk menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, perlu melakukan terobosan dengan mempersiapkan generasi muda yang adaptif di era Revolusi Industri 4.0 dengan dukungan pembinaan literasi digital dan pemberdayaan masyarakat.
Literasi Digital masyarakat Indonesia saat ini diukur dengan menggunakan Indeks Literasi Digital yang diperoleh berdasarkan survey kepada 10.000 responden di 514 Kabupaten/Kota. Tahun 2021, indeks literasi digital Indonesia adalah 3,49 dari skala 1-5. Terdapat sedikit kenaikan dari tahun sebelumnya, yaitu 0,03 poin. Perbaikan terjadi pada pilar Digital Culture dan Digital Skills, tapi ada penurunan pada Pilar Digital Ethics dan Digital Safety. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan upaya baru yang lebih efektif dalam mendorong peningkatan dan pemerataan kecakapan literasi digital masyarakat Indonesia.
Digital kultur lebih menekankan, bagaimana mengamalkan nilai-nilai Pancasila di dunia digital serta menekankan pada wawasan kebangsaan serta kebhinekaan Indonesia. Dalam Sila Pertama:Nilai utamanya adalah cinta kasih, saling menghormati perbedaan kepercayaan di ruang digital. Sila Kedua: Nilai utamanya adalah kesetaraan, memperlakukan orang lain dengan adil dan manusiawi di ruang digital. Sila Ketiga: Nilai utamanya adalah harmoni, mengutamakan kepentingan Indonesia di atas kepentingan pribadi atau golongan di ruang digital. Sila Keempat: Nilai utamanya adalah demokratis. Memberi kesempatan setiap orang untuk bebas berekspresi, dan berpendapat di ruang digital. Sila Kelima:Nilai utamanya adalah gotong royong. Bersama-sama membangun ruang digital yang aman dan etis bagi setiap pengguna.
Sementara itu Fajar Muharom Pandu Digital Bad Biru yang Juga Ketua RTIK Jawa Barat menyampaikan bahwa tren di dunia digital membawa peluang dan kesempatan secara luas. Tren profesi misalnya, orang bisa menjadi Content Creator, Software Engginering, Social Media Specialist, Data Analyst, Digital Marketer, Finance. Sedangkan tren usaha bisa ambil peran di bidang Online Shop, Digital Platform, Digital Agency, Digital Finance, Affiliate Marketing.
Demikian juga Hybrid roles (pekerjaan ganda), merupakan tren pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan atau organisasi untuk tenaga kerjanya yang bisa mengerjakan banyak keterampilan dan peran. Seiring berkembangnya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi di era digital, hybrid roles telah mengubah dunia kerja yang profesional dan mengandalkan tenaga kerja yang unggul dalam kemampuan teknologi dan sosial. Misalnya di suatu perusahaan atau organisasi jika tenaga kerja tersebut bekerja sebagai Desain Grafis, sekarang bisa menambahkan bekerja sebagai Copywriting.
Pelaksanaan Seminar Literasi Digital Pada Pekan Sosialisasi Dan Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Bandung sangat menarik, karena pembicara membawakan materi dengan sangat bagus dan komunikatif, peserta juga antusias dan aktif bertanya. Diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat dan para peserta dapat mengambil bagian dengan menjadi agen-agen perubahan sebagai Pandu Digital untuk mendampingi dan membagikan ilmunya kepada masyarakat sekitar di Sektor Pendidikan.