Masifnya perkembangan teknologi saat ini dan hadirnya internet membawa banyak perubahan pada dunia terkait dengan aktivitas dan interaksi setiap individu di ruang digital. Hal ini penting untuk dapat disikapi dengan tepat, bijak dan bermanfaat sebagai upaya dan langkah mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital.
Ketua Tim Pandu Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Bambang Tri Santoso dalam arahannya pada kegiatan ini menyampaikan pentingnya peran pemuda Indonesia dalam mengambil sikap yang tepat. Melalui momentum di hari Sumpah Pemuda tahun 2022 ini, bersama-sama bersatu dengan menumbuhkan semangat untuk ikut bersama memajukan Indonesia. Kominfo memiliki program literasi digital yang menjadi prioritas sebagai program untuk meningkatkan indeks literasi digital masyarakat yang masih rendah.
“ Persatuan harus terus diperjuangkan dengan menghargai perbedaan, menjaga toleransi serta menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. Kominfo berusaha untuk menyatukan Indonesia dengan adanya teknologi melalui akses internet berkecapatan tinggi di seluruh tanah air dan hal ini semoga cepat terwujud sehingga semua merasakan hak yang sama dari Sabang sampai Merauke sehingga bukan perbedaan yang mucul tapi kebanggaan budaya daerah bisa saling dinikamti dan di hargai oleh seluruh bangsa Indonesia “. Lanjutnya.
Masih dalam arahannya, Bambang Tri Santoso menyampaikan dan mengajak pemuda Indonesia untuk tidak berpangku tangan, terus meningkatkan kemampuan dan kecakapan digital dan memberikan aksi dan kontribusi yang nyata bagi kemajuan Indonesia.
Bersatu Bangun Bangsa, Tema Sumpah Pemuda Tahun 2022 ini menjadi salah satu inspirasi dan nilai terselenggaranya kegiatan “ Seminar Nasional Pemuda Indonesia Makin Cakap Digital “
Dedikasi Pandu Digital
Sementara itu, Agus Andira Pandu Digital Badge Biru yang merupakan inisiator dari kegiatan ini mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul khususnya peran dan aksi pemuda dalam memanfaatkan internet dan teknologi secara sehat , positif, kreatif, kritis dan produktif di era revolusi 4.0 dan menuju era 5.0.
“ Kita semua memiliki peran dan ruang yang sama. Kita berhadapan dan akan berhadapan dengan berbagai kesempatan dan juga tantangan. Untuk menghadapi semua ini, pastinya kita butuh sikap yang tepat dan kolaborasi yang efektif sehingga menjadikan sebuah ruang dan kegiatan yang positif bagi kita sebagai pengguna internet khususnya di Indonesia”. Tuturnya.
Masih menurut Andira, dilaksanakan kegiatan ini sebagai langkah konkrit dan kerja nyata dalam menjalankan dedikasi dan edukasi literasi digital di Indonesia. Menguatkan nilai dan edukasi literasi digital dan manfaat serta urgensi kepada pemuda di Indonesia dengan materi pembahasan dari 4 Pilar Literasi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Kegiatan ini juga mengajak pemuda Indonesia untuk sadar dan peduli mengenai kecakapan, budaya, etika dan keamanan dalam bermedia digital dengan pertimbangan masih tingginya berbagai aktivitas di dunia digital yang berdampak negatif dan merugikan. Selain dari hal itu, melalui kegiatan ini ia mengajak pemuda Indonesia untuk berkolaborasi, berpartisipasi dan memberikan aksi yang positif, produktif dan kreatif dalam beraktivitas di ruang digital dengan harapan melalui program ini mampu memberikan langkah dan upaya efektif dan baik sebagai mewujudkan pemuda yang cerdas literasi dan cakap digital untuk mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital.
Kolaborasi Pandu Digital Indonesia dan jaWAra Internet Sehat Indonesia
Pembicara dalam kegiatan ini terdiri dari 5 Pandu Digital Badge Biru dan 5 jaWAra Internet Sehat . Pemaparan pertama disampaikan oleh Agus Andira Pandu Digital Badge Biru. Dalam pemaparannya ia menyampaikan “ Jejak Digital merupakan rekam atau bukti yang ditinggalkan setelah beraktivitas di Internet yang berpotensi untuk dicari, dilihat, disalin, dicuri, diduplikasi dan di ikuti oleh orang lain. Contoh seperti konten blog atau vlog, komentar, unggahan foto dan status, transaksi belanja, riwayat email, riwayat pencarian, riwayat dan aktivitas telepon dan video call. Sebagai nilai penguatan atas peran dan sikap kita dalam mengelola rekam jejak digital, ada beberapa upaya dan langkah yang dapat kita lakukan. Pertama, untuk selalu berpikir kritis sebelum memposting sesuatu karena informasi di dunia siber akan permanen. Apapun yang sudah diruang siber sangat mudah diduplikasi dan disebarluaskan namun sulit untuk dilenyapkan sekalipun sudah terhapus. Selanjutnya untuk mengunggah hal positif serta cermat dan jeli menganalisis setiap kegiatan daring dan tidak sembarang mengisi formulir daring, karena akan berdampak kepada peninggalan sebuah rekam data pribadi dan rekam jejak digital. Lanjutnya.
Masih dalam pemaparannya ia menyampaikan untuk memverifikasi dengan tepat dan memastikan apakah langkah yang akan dilakukan diruang digital dapat berpotensi meninggalkan jejak digital yang berdampak buruk atau tidak. Memahami circle ketika berinteraksi serta tidak gegabah membagikan informasi serta membangun kolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka partisipasi menjaga rekam jejak digital menjadi hal yang penting untuk di sikapi.
Pemaparan materi dilanjutkan oleh Irawan Pandu Digital Badge Biru membahas tentang bagaimana peran pemuda untuk mengambil peran dan menjadi pelaku digitalisasi kebudayaan dengan memanfaatkan TIK dengan tepat dan bijak. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan tantangan budaya digital Indonesia dimana mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, menghilangnya budaya Indonesia sehingga media digital menjadi panggung budaya asing, minimnya pemahaman kita akan hak-hak digital, kebebasan berekpresi yang kebablasan, menghilangnya batas-batas privasi dan pelanggaran hak cipta dan karya intelektual.
Masih dalam pemaparannya ia mengajak untuk mengisi dan menjadikan dunia digital sebagai ruang berbudaya karna dunia digital adalah dunia kita saat ini dan dimasa mendatang. Dunia dimana tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak kita bertumbuh kembang sekaligus tempat dimana kita sebagai bangsa hadir dengan bermartabat.
Tiara Lestari jaWAra Internet Sehat Jabodetabek membahasa tentang pemanfaatan aplikasi yang tepat untuk aktivitas dan produktivitas di ruang digital dari sisi pilar Cakap Bermedia Digital. Dalam pemaparannya ia menyampaikan yang menjadi latar belakang dari penguatan materi ini adalah tingginya tingkat pengguna internet di Indonesia dan salah satu survey pada tahun 2018 mengungkapkan bahwa dari tiga subindeks Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sunindeks keahlian memiliki skor paling rendah. Untuk itu pentingnya memilih dan memilah aplikasi yang tepat untuk aktivitas dan produktivitas di ruang digital.
Masih dalam pemaparannya ia menyampaikan pentingnya menganalisis suatu aplikasi yang akan digunakan. Apakah aplikasi tersebut berdampak negatif? Apakah sia-sia atau membuang waktu? Apakah Bermanfaat? Apakah sudah produktif? dan Apakah sudah menghasilkan uang? Karena tren digital membuka peluang dan dan kesempatan yang luas dimana kita bisa memanfaatkan dengan tepat, dan bijak dalam beraktivitas di ruang digital sesuai dengan sektor aktivitas dan kegiatan yang dijalankan. Pentingnya sikap berpikir kritis, kreatif, kemampuan komunikasi yang efektif dan kolaborasi menjadi hal yang harus dilakukan untuk menghadapi era digital.
Pemaparan dilanjutkan oleh Khoiriah El Marwiah jaWAra Internet Sehat Bengkulu yang membahas tentang langkah yang tepat dalam identifikasi dan analisis informasi di ruang digital. Dalam pemaparannya ia menyampaikan komunikasi dan interaksi di dunia digital dituntut untuk mampu menyeleksi dan menganalisis informasi yang kita terima di ruang digital. Pentingnya menganilisis suatu informasi yang boleh dan tidak boleh untuk disampaikan dalam suatu komunikasi. Apabila mendapatkan sebuah informasi untuk dapat di check dan saring terlebih dahulu kebenaran dari informasi yang diterima.
Masih dalam pemaparannya ia menyampaikan pentingnya memahami jejak digital yang dimiliki dengan melakukan tidak berkomentar negatif, membuat konten dan mengunggah hal yang positif, menghindari menyebarkan hoaks, video negatif dan hate speech. Dunia digital itu luas, lakukan hal yang positif dan ketika menerima suatu informasi untuk saring sebelum sharing sebagai langkah dalam membangun etika dalam analisis suatu informasi di ruang digital.
Selamet yang akrab dipangil Kak Shela Pandu Digital Badge Biru, dalam kegiatan ini membahas tentang tips dan sikap yang bijak bertransaksi di lokapasar. Dalam pemaparannya ia menyampaikan langkah-langkah mendasar saat bertransaksi melalui lokapasar dengan memperhatikan hal-hal diantaranya dalam menemukan produk yang diinginkan dengan menjelajahi berbagai kategori dan subkategori menggunakan fitur pencarian, memilih produk dengan tepat, bertanya melalui fitur chat di lokapasar apabila kita ragu, manfaatkan voucher untuk penghematan belanja, pastikan alamat pengiriman sudah benar serta pilih jasa kirim yang resmi dan pilih metode pembayaran yang di inginkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Masih dalam pemaparannya ia mengajak untuk menjadi pembeli yang bijak di lokapasar. Hal-hal yang penting untuk diperhatikan di antaranya dengan melihat keprofesionalan lapak dan profil penjual, membaca respon dan tanggapan barang yang akan di konsumsi, melihat latar belakang dan riwayat berjualan, mempelajari variasi cara transaksi dan pembayaran, membaca testimony atau komentar pelanggan sebelumnya, perhatikan dukungan dan rekomendasi dari pihak lain, analisis harga dan lokapasar tidak masuk dalam blacklist. Kecakapan dalam pemanfaatan lokapasar akan mengoptimalkan dalam melakukan transaksi digital dan dengan mengenal ekosistem transaksi lokapasar serta transaksi digital dengan lebih baik, kita bisa terhindar dari kegiatan terkait dengan hal-hal yang merugikan.
Pemaparan dilanjutkan oleh Ni Kadek Dwi Febriani jaWAra Internet Sehat Bali membahas tentang menumbuhkan sikap mencintai produk dalam negeri. Dalam pemaparannya ia menyampaikan dampak mencintai produk dalam negeri ketika kita semua memiliki peran yang baik dan maksimal dapat membantu perekonomian suatu negara, membantu mengembangkan kelompok usaha lokal, membuat produk lokal semakin dikenal dan menumbuhkan sikap nasionalisme.
Masih dalam pemaparannya ia mengajak untuk mengutamakan dan bangga menggunakan produk dalam negeri, memberikan feedback positif sebagai meningkatkan rasa nasionalisme turut mempromosikan produk lokal dan dalam negeri melalui media sosial dengan memperhatikan etika dan menjadi pelaku usaha sebagai ruang aktivitas dan menjadi individu yang produktif. Untuk mencintai produk dalam negeri kita butuh peran bersama dan kolaborasi sebagai ruang dalam membantu perkembangan ekonomi negara.
Dika Tri Andani jaWAra Internet Sehat Aceh dalam kegiatan ini membahas tentang cara melindungi perangkat, identitas dan data pribadi di ruang digital. Pada pemaparannya ia menyampaikan perubahan gaya hidup dari perkembangan teknologi informasi yang semakin masif menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan berbagai aktivitas sehingga memiliki sisi yang tinggi membuka potensi buruk seperti penipuan dan pencurian akun.
Masih dalam pemaparannya ia menjelaskan tentang jenis identitas digital dan jenis data pribadi yang penting untuk dipahami dan disikapi dengan baik. Pentingnya memahami jenis identitas yang terlihat dan identitas yang tidak terlihat serta data pribadi yang bersifat umum dan data pribadi bersifat spesifik. Ia mengajak untuk selalu memastikan keamanan dari gawai dan media digital yang kita gunakan dengan membangun password yang kuat dan mengaktifkan 2FA (Two-Factor Authentication), menjaga data pribadi untuk tetap aman dan jangan dibagikan dengan siapapun termasuk di media sosial, selalu waspada akan tautan asing dan tak dikenal, jangan merespon panggilan telepon dan pesan yang ujungnya meminta data pribadi atau password/PIN, mengenali dengan siapa kita berkomunikasi, berhati-hati saat belanja online, instal aplikasi dari tempat resmi (AppStore atau PlayStore), menggunakan antivirus khususnya di perangkat computer dan memastikan orang-orang di sekitar kita juga memiliki pemahaman yang sama terkait keamanan digital.
Pemaparan dilanjutkan oleh Wahyudi Pandu Digital Badge Biru yang membahas tentang Etika Berinteraksi Melalui Media Sosial di Ruang Digital. Pada pemaparannya ia menyampaikan pentingnya sikap dan peran kita bersama untuk memahami dengan baik dan memiliki etika yang baik dalam membangun sebuah interaksi, komunikasi dan aktivitas di ruang digital. Dalam membangun sebuah komunikasi dan interaksi pentingnya kita menggunaan bahasa yang baik dan sopan serta apabila mengunggah foto/informasi/video sebaiknya mengedepankan nilai-nilai kesopanan dan tidak mengandung SARA, Pornografi dan konten negatif. Harus bijaksana dalam meneruskan foto/informasi/video dan bila mengunggah foto/video tidak dipotong-potong yang dapat memberikan perbedaan makna atau persepsi. Bijak memberikan komentar, hargai hak cipta dan menyertakan sumber dari suatu unggahan yang kita unggah dan jangan takut untuk melaporkan akun bermasalah dan meresahkan apalagi kalua itu menyentuh kepada cyberbullying serta konten negative.
Rinda Cahyana Pandu Digital Badge Biru membahas tentang Internalisasi Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di Ruang Digital. Dalam pemaparannya ia menyampaikan Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang serta diwariskan dari generasi ke generasi. Unsur kebudayaan diantaranya adalah teknologi yang berkaitan dengan cara-cara atau teknik membuat, menggunakan dan memelihara peralatan.
Masih dalam pemaparannya ia menjelaskan penyebab timbulnya perubahan budaya adalah perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru dan kontak dengan budaya lain dan pentingnya untuk dapat kita sikapi dan beradaptasi dengan baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Budaya digital menggambarkan bagaimana teknologi informasi membentuk cara manusia berinteraksi, berprilaku, berpikir dan berkomunikasi dalam masyarakat dan Revolusi budaya digital merupakan pergeseran semua budaya ke bentuk budaya antarmuka atau budaya informasi dimana produksi, distribusi dan komunikasi dimediasi oleh komputer dan perangkat digital. Ia mengajak kita untuk bersikap dan memiliki peran yang baik dalam membangun budaya bermedia digital dengan cara membangun nilai Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai basis dari kemanusiaan (prikemanusiaan), persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadilan sosial. Berkeadaban yaitu hormat menghormati satu dengan yang lain. Membangun nilai kemanusiaan, lemah lembut, berkata baik, santun dan tidak pemarah, memaafkan dan memaklumi orang lain sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan demikian oleh netizen lainnya. Membangun nilai Persatuan, tidak iri dan dengki, tidak mencela dan berburuk sangka, tidak membicarakan aib orang lain dan mencari-cari kesalahan, bekerjasama dalam kebaikan untuk mewujudkan lingkungan interaksi di ruang digital yang lebih berkeadaban, Membangun nilai Hikmat dan Kebijaksanaan, jujur dan tidak berdusta, tidak berkata dan berbuat tanpa ilmu agar konten positif lebih berkembang dan mempersatukan daripada konten negative. Membangun nilai Keadilan, mencegah kelicikan dan penipuan dalam jual beli yang ada di marketplace.
Pemaparan diakhiri oleh Dhita Ayu Pramesthi jaWAra Internet Sehat Jawa Tengah yang membahas tentang bagaimana membangun relasi sosial dengan menerapkan netiket. Dalam pemaparannya ia menyampaikan manusia pada hakikatnya sangat membutuhkan bantuan dari orang lain untuk bertahan hidup, untuk itu perlu adanya relasi atau hubungan antar sesama makhluk hidup dalam menjalani proses kehidupan di dunia dana dalam membangun hubungan yang baik dengan orang lain penting untuk membangun masa depan karena kaitannya bukan hanya bertatap muka secara langsung, namun di era teknologi yang makin canggih, gawai atau perangkat digital dapat mendekatkan yang jauh. Pentingnya memahami netiket kita di ruang digital dengan memiliki prinsip untuk memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain serta menggunakan internet dengan sebaik-baiknya.
Masih dalam pemaparannya ia menyampaikan jangan sampai jari kita menimbulkan miskomunikasi atau bahkan menyakiti orang lain melalui aktivitas kita di ruang digital. Pentingnya memiliki etika komunikasi di ruang digital agar tercipta ruang digital sehat dengan mengambil peran dan langkah membagikan ilmu dan keahlian di ruang digital sehingga apa yang di unggah memberikan dampak positif, berpikir sebelum memberikan komentar, hormati waktu dan bandwith orang lain, sampaikan fakta tanpa unsur sara maupun pornografi, menggunakan bahasa sopan dan tidak bertele-tele, saring sebelum sharing dan kenali batas privasi diri serta hargai privasi orang lain.
Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom dan Live on YouTube Pandu Digital Indonesia yang dipandu oleh Putri Fadhilah Helmi (Pandu Digital Badge Merah) dan Doddy Yuniardi (jaWAra Internet Sehat Bekasi).